Aku hanya mengandalkan ingatan untuk mengingat segala hal
tentangmu. Sehingga saat semuanya harus dijauhkan dari raga, aku masih
memiliki segalanya tentangmu.
Hingga datang sebuah masa, saat perasaan tak dapat lagi
menyampaikan maksud, aku hanya perlu memejamkan mata, mengenangmu.
Namun jika untuk dikenangpun sudah terlarang, maka aku hanya
butuh satu benturan saja untuk melenyapkan semuanya.
Aku tidak menghianati siapapun. Bahkan saat jiwa ini paling
sepi sekalipun, aku tetap menghormatimu, belahan jiwamu dan dia yang sedang
bersamaku.
Perasaan ini, aku yang memiliki. Kecemburuan ini bukan
salahku. Begitu juga penyebabnya, bukan kamu.
Ini hanya bagian dari cara untuk belajar mengerti tentang
keputusan Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar